Ngabuburit di Bogor: Tren, Titik Favorit, dan Daya Dorong Ekonomi Ramadan
Ngabuburit bukan sekadar aktivitas menunggu waktu berbuka. Di Bogor, kegiatan ini telah menjelma jadi gaya hidup musiman yang turut menggerakkan roda ekonomi lokal, dari pedagang kaki lima hingga pelaku UMKM.
Ketika bulan Ramadan tiba, istilah ngabuburit menjadi bagian dari percakapan harian masyarakat. Istilah yang berasal dari bahasa Sunda ini berarti “menghabiskan waktu sore sambil menunggu buka puasa”. Di Kota Bogor, ngabuburit tak hanya tentang menunggu adzan Magrib—ia adalah bagian dari budaya musiman yang memadukan relaksasi, sosial, kuliner, dan tentu saja, ekonomi.
Dengan pesona kota yang sejuk, ruang terbuka hijau yang melimpah, dan geliat UMKM yang aktif, Bogor menjelma menjadi tempat ngabuburit paling hidup di Jawa Barat. Lalu, apa saja yang membuat ngabuburit di Bogor begitu spesial?
Titik Ngabuburit Favorit di Kota Hujan
Berikut adalah beberapa lokasi ngabuburit yang selalu ramai dikunjungi saat Ramadan:
1. Alun-Alun Kota Bogor
Terletak tepat di jantung kota, alun-alun menjadi tempat favorit warga segala usia. Anak-anak bermain, remaja nongkrong, dan para ibu-ibu menikmati suasana sambil memilih jajanan dari bazar Ramadan. Acara seperti Balkot Ramadan Fest juga turut memeriahkan lokasi ini.
2. Lapangan Sempur
Dikenal sebagai pusat olahraga, Sempur berubah menjadi ruang santai saat Ramadan. Banyak komunitas yang mengadakan ngabuburit bersama, dari pengajian outdoor hingga kelas yoga ringan menjelang buka.
3. Jalan Surya Kencana
Jalur kuliner legendaris ini berubah menjadi surganya takjil. Di sore hari, trotoar dan gang kecil dipenuhi warga yang mencari camilan untuk berbuka, dari es pisang ijo hingga lemper dan pastel isi.
4. Taman Kencana & Kebun Raya Bogor
Untuk mereka yang ingin ngabuburit sambil menikmati alam, dua lokasi ini menjadi favorit. Banyak yang datang hanya untuk duduk di bawah pohon rindang sambil mendengarkan musik atau membaca Al-Qur’an.
Ngabuburit dan Ekonomi Ramadan
Ngabuburit bukan hanya soal bersantai. Menurut data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, perputaran uang di pusat-pusat ngabuburit bisa mencapai Rp 15–20 miliar sepanjang bulan Ramadan, terutama dari sektor makanan dan minuman, mainan anak, serta produk modest fashion.
UMKM yang menjual makanan ringan, minuman segar, serta aksesori Ramadan seperti mukena, sarung, dan tasbih, mengalami lonjakan omzet signifikan. Banyak pedagang musiman juga memanfaatkan momen ini untuk membuka lapak sederhana.
Salah satu contohnya adalah Ibu Rina (45), penjual es buah di kawasan Taman Kencana, yang mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 1 juta per hari selama Ramadan, jauh di atas pendapatan hari biasa.
Wadah Kreativitas dan Kolaborasi
Fenomena ngabuburit juga menjadi ladang kreativitas, terutama bagi perempuan dan anak muda. Banyak komunitas ibu-ibu yang membuka stand bersama, menjual produk buatan rumah seperti kue kering, keripik, dan lauk pauk.
Sementara itu, komunitas remaja seperti mahasiswa dan pelajar memanfaatkan waktu ngabuburit untuk membuat konten Ramadan, dari vlog kuliner hingga kampanye sosial seperti “Takjil Gratis”.
Tantangan dan Potensi ke Depan
Meski begitu, ada beberapa tantangan yang muncul dari keramaian ngabuburit, seperti kemacetan di titik tertentu, tumpukan sampah di area publik, dan risiko over-konsumsi. Pemerintah Kota Bogor pun mendorong pelaksanaan ngabuburit yang ramah lingkungan dan tertib, dengan menyediakan tempat sampah tambahan, patroli keamanan, dan izin lapak musiman yang diawasi.
Ke depan, fenomena ngabuburit bisa terus dikembangkan menjadi agenda wisata Ramadan, mengingat potensi ekonomi dan daya tarik budaya yang sangat kuat di Kota Bogor.
Kesimpulan
Ngabuburit di Bogor bukan hanya rutinitas sore hari saat Ramadan. Ia telah berkembang menjadi gaya hidup musiman yang mempertemukan berbagai lapisan masyarakat, menyemarakkan ruang publik, dan mendorong ekonomi lokal, khususnya UMKM dan perempuan pelaku usaha.
Di tengah sejuknya udara Bogor dan aroma takjil yang menggoda, ngabuburit menjadi pengingat bahwa Ramadan juga tentang kebersamaan, kreativitas, dan keberkahan yang bisa dirasakan siapa saja.
Komentar
Posting Komentar